Pada penutupan perdagangan di bursa CBOT dini hari tadi harga kedelai mengalami pergerakan yang cenderung melemah (25/08). Harga kedelai sempat mengalami kenaikan yang cukup tajam pada perdagangan tadi malam, akan tetapi tekanan jual di pasar setelah dolar mengalami kenaikan menjadikan harga ditutup cenderung stabil.
Dolar tadi malam terangkat oleh harapan bahwa Fed akan meluncurkan stimulus tahap ketiga untuk menggenjot ekonomi dalam negeri. Menguatnya dolar menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam dolar cenderung lebih mahal bagi pembeli luar negeri sehingga permintaan atas komoditas tersebut melemah.
Harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan September tampak mengalami penurunan sebesar 3 sen dan berakhir pada posisi 13.8650 dolar per bushel. Sementara itu harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan November tampak mengalami penurunan sebesar 3.75 sen dan berakhir pada posisi 13.9350 dolar per bushel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga kedelai akan cenderung dipengaruhi oleh kondisi fundamental dari sisi permintaan dan penawaran. Sementara itu kondisi ekonomi global secara umum juga turut memegang peranan penting dalam penentuan pergerakan harga komoditas ini. Harga masih akan mengalami pergerakan pada kisaran level support-resistance 13 – 14 dolar per bushel.
No comments:
Post a Comment