Senin, 26 September 2011 09:00 WIB
Pada penutupan perdagangan di bursa CBOT Sabtu dini hari lalu harga jagung berjangka membukukan penurunan lanjutan (26/09). Harga jagung telah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut. Anjloknya harga jagung tersebut didorong oleh kekhawatiran yang makin besar bahwa melambatnya ekonomi akan mengakibatkan turunnya permintaan terhadap komoditas ini.
Penurunan harga jagung tadi malam turut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas-komoditas lainnya. Seluruh 24 jenis komoditas yang terdapat dalam The Standard & Poor’s GSCI Index terpantau mengalami penurunan, dipimpin oleh komoditas perak, tembaga dan minyak mentah. Anjloknya komoditas turut dipercepat dengan menguatnya dolar AS.
Harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember tampak mengalami penurunan sebesar 11.50 sen dan ditutup pada posisi 6.3850 dolar per bushel. Harga jagung sepanjang minggu lalu membukukan penurunan mingguan lagi untuk kali keempatnya berturut-turut.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga jagung akan cenderung masih mengikuti progress penyelesaian krisis keuangan di Eropa. Sementara itu faktor fundamental juga turut memegang peranan penting dalam menentukan arah pergerakan komoditas. Harga jagung akan menemui level support – resistance pada kisaran 6.5 – 7.2 dolar.
No comments:
Post a Comment