Jumat, 09 Desember 2011 10:30 WIB
(Vibiznews – Commodity) – Pada perdagangan di bursa ICE Futures yang berakhir dini hari tadi harga kakao berjangka mengalami penurunan tajam (09/12). Harga telah mengalami penurunan selama 11 hari berturut-turut yang merupakan fase penurunan paling panjang dalam 50 tahun belakangan. Penurunan ini dipicu oleh spekulasi bahwa pasokan dari Afrika Barat akan mengalami kenaikan tajam.
Harga kakao berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Maret tampak mengalami penurunan sebesar 0.5% dan ditutup pada posisi 2131 dolar per ton. Harga ini mengalami penurunan selama 11 hari belakangan, paling lama sejak Bloomberg memulai pengumpulan data di tahun 1961. Harga kakao bahkan sempat mengalami penurunan ke level 2078 dolar per ton yang merupakan harga terendah sejak November 2008.
Output kakao dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar, diperkirakan akan mencapai 1.43 juta ton pada musim tanam berjalan. Produksi ini mengalami peningkatan sebesar 3.2% dibandingkan estimasi sebelumnya.
Sementara itu dari sisi permintaan justru diperkirakan akan mengalami penurunan. Kondisi krisi utang di kawasan Eropa berpotensi melemahkan permintaan terhadap komoditas bahan baku coklat ini.
No comments:
Post a Comment